Rabu, 28 September 2011

Rumah ini Rumah Siapa?

Aku yakin, Di penghujung usiamu Yang kini semakin nyata terlihat Bahwa kerentaan itu memang milikmu. Aku tahu, Sudah sejak lama kau merindukan Tempat kediaman yang aman serta nyaman Untuk tempat terakhir kau berpulang Aku juga mengerti, Kau ingin sekali pergi Meninggalkan penat masa-masa mudamu Yang selalu membayangi hari-harimu kini Tapi, sejak masa-masa kejayaan itu telah hilang Dan kau tak lagi pernah bisa melihat dunia Atau sekedar memberi komentar saja Tentang segalanya, seperti biasa Kau bahkan tak ingin pulang, Tak ingin berhenti Karena semua yang kau temui ternyata begitu berbeda Sampai kau pun akhirnya bertanya: rumah ini rumah siapa, nak? keep health ya my beloved grandpa! :'(

Rabu, 21 September 2011

Bahagia

Seperti kuntum bunga yang muali mekar di bawah siraman embun Atau seperti air terjun yang gemericik di taman-taman Yang dipenuhi serangga-serangga mungil Dan di tingkahi cericit burung-burung kecil

Jumat, 16 September 2011

Perindu

Sungguh-sungguh kami rindu masa itu
Pertarungan awal jati diri kami
Di panggung demokrasi
Demi nama baik yang tersandang di pundak
Bukan demi gengsi apa lagi harga diri yang terlalu tinggi
Semangat
Cuma Semangat yang kami punya untuk dikobarkan
Bersenjatakan teori-teori yang didapatkan
Tapi, tak apalah jika akhirnya hanya meraih langit kedua
Karena kami hanya rindu masa-masa itu
Masa ketika jari jemari kami mulai merapat
Bergenggaman dan berdoa mengucap segala puji...

SORE

Pada suatu sore aku bertanya
Tentang langit yang menyimpan air matamu
Dan lukisan tentang wajah semu

Di mana di antara sapuan lembut awan
Udara mengiris-iris batinku tentangmu
Tentang air mata dan wajahmu

Pada suatu sore aku bertanya
Masihkah langit
Menyimpan cerita tentang kita?

Sabtu, 10 September 2011

Ada Yang Membuat Aku Singgah Di Surau Itu

Ya,
Katakan pada mereka aku akan singgah sebentar lagi
Sebentar lagi
Entah itu berapa menit lagi, berapa jam lagi, hari, bulan atau tahun
Tapi, katakan sajalah pada mereka aku pasti akan datang
Dengan sehelai sajadah di pundak kanan, diiringi tetesan wudhu yang serupa embun bening
Yang jatuh, dan mengiringi langkah-langkah kaki menuju rumah-Nya
Berapa menit, jam, hari, bulan, tahun...
Aku tak kunjung sampai di sana
Jangan tanyakan aku mengapa, sebab aku tak siap sedia dengan jawabannya
Adakah kalian yang bisa membisiki kalbuku yang selalu menderu
Dirongrong waktu dan nafsu ini
Agar sedikit saja mau merapal doa, atau minimal menyebut nama-Nya lah
Dan memohon ampun sekaliii saja agar semua tak sia-sia belaka
Serta agar di waktu ini aku mampu meraih sedikit hangat cinta dari-Nya
Jadi, apakah di antara kalian ada yang mau membuatku tertarik dan memutuskan meninggalkan duniaku
Sebentar saja
Hanya sebentar, untuk singgah di sana
Merasakan sedikit kehadiran dari-Nya, di waktu-waktu itu
Jika ya, aku akan singgah
Sebentar lagi
Sebentar lagi ya
Tunggu saja aku...

Hari Ini Ketika Aku Akhirnya Mengerti

Hari ini ketika akhirnya aku mengerti
Kembali peristiwa yang sama terulang kembali,
Setiap kali
Aku tak tahu sayang,
dimana dirimu berada
Yang mampu menggenggam tanganku saat alpa itu tiba
Yang mampu membuat diri sadar saat terlupa
Ah, tapi aku terlalu sering alpa
Terlalu sering lupa
Hingga akhirnya semua sia-sia
Kau tak lagi datang, sayang
Disisiku
Kali ini
Karena aku pikir semua terlambat lagi sekarang
Di penghujung usia
Tuhan, membuat aku mengerti
Hari ini