Rabu, 13 Januari 2010

entah

Tinta dalam botol akan habis  pada waktunya
mungkinkah ia yang benda mati mampu mengisi kembali kekosongannya.
Dan biji tak selalu tumbuh jadi pohohn, adakalanya ia   mengendap  dan membusuk  dalam tanah   , ia coba beri kesuburan meski  tak kelihatan.
Menatap , menutup,  meratap, menyusup, mengkilap meredup    .
Tatap, tutup, ratap, susup,  kalap, redup                                                           
Kapankah ular naga menelan rembulan?
Aku suka hujan. Ada anak rembulan memanggilku  perempuan hujan. yang mempunyai rumah  di bumi yang basah.Namun terkadang aku juga seperti padang ilalang ang liar berkejaran dan  aku bagikan angin yang mencari rumah k eempat untuk kusinggahi.
Yang di dalmnya tak hanya kutemui panas dan kering, tapi juga tempat untuk menampung hujan yang bersamaku

Selasa, 12 Januari 2010

RND

Rindu itu seperti padang ilalang
Ia akan tumbuh subur walau dibiarkan dan akan semakin liar jika tak dipedulikan
Tapi, jika ilalang itu terlalu rimbun jangan kita tinggalkan dan abaikan
Potonglah ia dengan hangatnya cinta dan kesabaran
Daun telah berubah coklat dan terlanjur jatuh ke tanah
Meninggalkan pohon kering dan sendiri
Tapi, angin tetap bertiup membawa biji kehidupan baru yang tengah dicari
Sudah lama katup itu berkarat dan luka menyerpih kecewa
Jadi mampukah ia terlontar saat ada yang mengejutkannya
Mei itu kering, dia tak seindah juni yang mekar bagai remaja dan tetaplah katup itu sebagai katup di Mei yang berduka.

Shine

Mentari tak pernah pergi meski tak tampak di setengah hari
Karena sebagiannya di dekap rmbulan
Dia ada dengan cahaya, hanya terkadang kita tak menyadarinya, mengabaikannya

nyanyian samudra

Angin tak selalu meniupka kabar padamu
Tak setiap hujan mengabarkan basahnya Mei untukmu
Wahai ksatria, biarlah rindu itu dalam dekapan angin dan hujan
Karena jika kau cari maka dia tak akan jadi rindu
Aku bukan pujangga, tak pandai pula berkata-kata
Aku hanya ingin menjadi manusia biasa yang jalani hidup apa adanya
Tunas tumbuh tak langsung jadi pohon, bunga kuncup dulu baru mekar
Berlayar dengan angin untuk kemudian merapat ke tepian membawa saru senyum tanda persahabatan
Bukan laut yang membungkus rinduku
Pun jangan salahkan tujuh samudra yang kau arungi untuk mencari tanda itu
Karena dia telah berlalu terbawa angin dan larut bersama hujan

Lelah

Sepi ini makin terasa karena terlalu lelah mengayuh tanpa nakhoda
Diayun gelombang atas nama cinta
Padahal yang dia beri cuma derita..
Jangan kira cinta antara rama dan sinta, tapi ada cinta yang lebih besar yang kau dapat tapi tak pernah kurasa
Malam itu kelam kawan
Dia menyembunyikan detak jantung yang tertahan. dulu sakit itu datang tanpa ku kenal
Ajari aku membunuhnya sekarang
Karena aku tak ingin hilang

Awal

Adakah rembulan terus berulas tanya, tentang kisah dalam berbagai cerita, pergi sudah menyisa tanya padamu sahabat diseberang sana.
Tunaikan janji, lunaskan hutang, dendamkah ada sebagai perisai hati.
Lupakan aku kawan. sebab aku tak ingin di caci
Malam kian rapuh
Dan sunyi lagi, sepi lagi
Aku tak tahu warna pasir pantai lagi
Atau debur ombak yang memecah batu-batu karang
Larut, kuingin lelap tapi tak bisa
Pejamkan mata untuk sementara
Tapi lalu aku tertinggal, zaman berlari tanpa peduli
Risalah itu tak sampai padaku
Berlari melintasi lembah-lembah masa lalu dengan jejak kaki

Tak bisa dihapus dari debu.
Yang kemudian tetap mengaharu atas segala butir kecewa
Yang terpahat di kayu-kayu kenaifan itu
Ku berjalan malu-malu...

Tidak!
Aku tak mau lagi menggenggam kelabu...

Jumat, 08 Januari 2010

Kata-Kata

Sebuah kisah terjadi ketika sebuah kepolosan masih tersimpan rapi di tempatnya. Begitu indah dan begitu nyaman.
Ketika zaman akhirnya mulai mengalir dan membisikkan asap-asap polusi yang sanar dan beracun, mengawang, memenuhi langit yang tak lagi biru tapi menjadi kelam.
Suara.
Ah, selalu saja ada suara yang mengganggu
LEbih baik dikala masih hijau dulu dan ketika itu kepolosan masih tersimpan rapi pada tempatnya
Ibu dan ayah masih dalam gambaran yang sesuai
Saudar-saudara dan teman-teman masih khayalan yang menghibur dan mimpi yang sejuk. RAsanya seperti mint.
Malah hari ini ketika ditemui sesuai yang baru dan besar, begitu membingungkan dan menyesatkan. PAda hari itu ketika mulut terkunci dan hati menjadi takut sekali akan apa yang dilihat di depan mata.

Orang-orang yang asing, orang-orang yang tak ramah
Rumah yang dicari belum ditemukan
Rumah yang dibangun juga belum terselesaikan

Kini bagaimana mata dunia melihat. harus menurut aturan, tidak boleh menuntut dan kejujuran harus lebih banyak bermain.

Kejujuran...
Betapa sulitnya menjadi jujur di tengah permainan
Akhirnya hanya ketika mulut tak lagi bisa membuka, menelan semua yang terjadi, mencerna dan memang akuilah semua kesalahan, ini hanya bentuk hukuman yang lain atas diri sendiri
Segalanya...cuma merindukan sebuah keluarga yang lengkap dan tenang

Pijakan

Adalah dunia yang rentan dengan segala peristiwa, bercerita dan berkisah, indahnya tanah-tanah coklat dan berbatu menyelimuti pegunungan menyatu dengan hijaunya rerumputan dan bunga-bungaan liar yang menawan.

Sebuah penorama keindahan yang luarbiasa.Yang meski kita tak melihatnya tetapi selalu terbayang dalam benak. Sebuah tenpat yang damai dan pebuh ketenangan. Tanpa intrik, teori, rumus dan segalam macam tulisan naskah yang harus dimainkan.
Tetapi, ini memang bukan surga. Dunia akan indah apabila kita menjadikannya indah, meski ia penuh duka, cobaan dan kerja keras. Ada kalanya hati merasa ini bukanlah yang tepat, tapi untuk apa menuruti hati yang tak pasti. YAng kita perlukan hanyalah ketegasan diri.
Hidup d dunia ini harus berusaha kawan, JAngan sampai terlena, tertipu dan dijadikan mainan oleh sesuatu yang kita anggap baik, tetapi ternyata ia penuh tipu daya. Jika kita tidak memiliki dunia yang ramah dan selalu tersenyum pada kita, buatlah dunia yang seperti itu bagi kita. Agar menjadi semangat, motivasi dan jiburan di kala suntuk dan lelah menyerang.
Memang kesepian akan selalu datang dimana saja kita berada. TApi, tak ada yang lebih bahagia kawan saat kita tidak membuat teman-teman dan orang lain menderita dan membuat hidup mereka berantakan seperti kita. Tetapi memang kita tak bisa menghindari jika suatu saat kita harus membuat mereka kecewa. Itu bukanlah untuk membuat mereka sengsara. Hanya menjauhkan mereka dari derita. KArena kita pasti tidak ingin jika mereka merasakan seperti yang kita alami kan?
Ada saatnya nanti akan datang cinta yang sejati kepada kita. Cinta yang utuh tanpa meminta. Cinta yang membimbing. Cinta yang menenangkan.
Ketika akhirnya padang-padang rumput akan menumbuhkan pohon-pohonnya. Memekarkan bunga-bunga mataharinya. Dan meluruhkan embun-embun musim seminya. Saat itu akan tiba. Entah di bagian benua lain, temoat lain, padang yang lain.
Sebuah tulisan akan menjadi menarik untuk dibaca apabila ia ditulis dengan hati...
Terkadang keberhasilan dicapai dibawah tekanan, penderitaan, dan keluar dari zona aman yang selama ini menyelimuti kita.
Tak ingin lalai dan lupa diri lagi dengan kebahagiaan TApi bukan berarti kita harus selalu menderita dan tertekan.
Jadikan semua pelajaran, hikmah, suatu saat akan menemukan padangnya sendiri dan bunga mataharinya sendiri.