Senin, 15 November 2010

Kepada

Jika memang kita di takdirkan bersama
Aku ingin kita bersama selamanya
Dalam keabadian
Jika keabadian itu ada

Tapi hanya harap dan mimpi yang menjadi abadi
Entah dalam hati atau tidak
Aku menunggu hingga kulitku melepuh sampai ke sum-sumku
Hingga rasanya ingin mati saja
Menunggu yang abadi itu datang

Bersamamu
Selamanya...

Untuk semua saudaraku di Kedai Sinau...luv u all always

Senin, 08 November 2010

kemudian....

Bumi tetap berputar ketika aku melakukan kesalahan
Matahari tetap bersinar ketika aku kelelahan
Bulan tetap purnama meski aku tersendat
Dunia tetap dimiliki orang-orang ketika aku kehilngan
Sakit memang, tapi terlalu sering merasakan sakit
Apakah arti kebahagiaan dan bersyukur di dunia ini
Ketika ternyata kaki telah lelah menapak di atas dunia dan rasa putus asa telah datang menjemput
Tak bisa mati karena takut mati
Tak bisa hidup karena tidak berani hidup
Kemudian ada keluh ada sesal
Tapi tak bisa berbuat apa-apa

Senin, 25 Oktober 2010

Kedai Sinau

Matahari itu masih terbit dari Timur
Dan sinarnya masih setia mengahangati bumi yang kita pijak...
Embun itu masih setia menggantung di ujung daun
Dan ia setia bersama pagi yang datang menjelang..
Namun, masihkah tangan kita bergandengan tangan?
Masihkah langkah kaki kita sama ?
Masihkah semangat kita satu ?
Masihkah tujuan kita tetap ?
Matahari masih setia dengan senyum cahayanya yang ramah...
Embun masih ingin menggantung lebih lama di ujung daun
Pagi masih ada kawan...
Kalaupun malam datang,
Ia hanya sebentar, sekedar memberi kesempatan pada kita untuk tidak melupakan mimpi-mimpi kita yang perna ada...

langit

Tidak selamanya kan langit itu biru?
Waktu mendung ia tampak muram dan membisu...
Tidak selamanya kan langit itu cerah?
Kadang-kadang ia muram dan tampak jengah...
Bayanganku waktu kecil dulu,
Langit itu nggak pernah muram
Tidak pernah bisu,
Tidak pernah jengah,
Selalu biru,
Jadi waktu aku bertambah dewasa,
Aku jadi takut,
Waktu tahu bahwa sesungguhnya...
Langit itu nggak selamanya biru.

Sabtu, 23 Oktober 2010

hitam

kenapa rasanya semua sama saja,
aku tak berkala,
aku tak biasa,
mendekam takdir dalam ranah kalbu yang gersang,
hampa, Tuhan...
Cuma aku bisa bilang pada-Mu,
aku bingung,
kenapa bisa menimpaku,
padahal terserah buah mau jatuh dimana,
bisa hanyut terbawa arus sungai yang tak tertebak akan ke hilir mana,
capek...
lelah...
capek...
lelah...
aku capek...

Sabtu, 09 Oktober 2010

Embun

Angin,
Bulan,
Bintang,
Malam ini enggan menyapa
Langit sunyi seperti kelam
dan nada bagaikan bisu mencekam
seperti teriris nadi
saat menanti pagi menjelang
mengantar embun datang dalam pelukan...

Jumat, 23 April 2010

Kota

Jejak-jejak impian yang menggoda dan menyambar-nyambar dalam dada telah membuat hati ini terasa lesu bagai kehilangan kekuatan untuk menapak
Ada harap yang tak kunjung nyata, ada rindu yang tak terjangkau yang selalu membayang di pelupuk mata saat terbangun dari tidur dan angan yang panjang
Bisikannya untuk selalu datang dan meramaikan dunia yang terasa bagai utopia yang menjadi nyata.
Padahal, hati ini telah lama melawan arus deras kehidupan dan ia membuat kedua kaki semangat yang melangakh terasa surut dan merapuh

Ada dunia yang tak terkira
Tak terbayang bahwa suatu saat nanti akan menjadi tempat dan persinggahan yang lama
Menjadi tempat angan dan harapan menyatu
Tak sekedar hiburan dan permaianan
Tetapi ia bagai colosseum
Arena pertandingan hingga titik darah penghabisan

Perang puputan telah lama berlalu
Tapi seakan sejarah tak pernah habis menggerogoti setiap kepingan tulang dan daging dalam diri
Ia merayu. memuja, membujuk hingga terlena dan tergoda aku menyinggahinya
Tak kuasa dan seakan menghilngkan setiap bisikan yang ada
Menghindarinya
Kota ini...

Bagaikan kepulan asapp syetan yang mengurung diri
Memberi jalan ke pada dunia yang dianggap semu menjadi nyata
Lelah terasa...

kehilangan

Aku takut karena ingin jujur
Tetapi aku juga takut karena selalu menipu diri

Aku lemah tak berdaya ketika semua terasa aneh dan membingungkan. terasa terasing seorang diri di dalam dunia ramai yang tak ramah ini. Seakan kedua kaki tak ada gunanya lagi untuk melangkah karena terburu nafsu dan perasaan, Karena terjajah emosi dan keserakahan...

Dunia...dunia...apa yang ingin kudapatkan darimu
Kau memberi apa yang tak kuminta
Kau mencuri apa yang kuinginkan
Apakah benar bahwa dunia adalah surga bagi orang-orang yang fasik
Dan neraka bagi orang-orang yang beriman...


Aku harus menjadi siapa??

Aku harus bagaimana??


Apa aku harus menjadi orang fasik atau orang beriman...


Dunia titipkan salamku lewat biru langitmu dan luas samuderamu
Sampaikanlah pada Tuhan-ku, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Penyayang
Sampaikan...bahwa aku rindu bertemu diriku yang sejati....

Sabtu, 17 April 2010

Pagi

Tak kulihat secercah semangat di pagiku.
Ia muram dan kelabu walau mendung sudah enggan untuk selalu menggantung

Ketika hari ini kudapati matahari bersinar cerah kemabali, kukira ia akan bernyanyi untukku

Menarikan sinarnya menyapu langit dan menyapa sapuan awan putih tipis pengganti gulungan kelabu kemarin

Aku tak melihat wajahnya lagi
Entah siapa dia yang kucinta
Atau dia yang menimbulkan tanya

Dalam hati,
Ada gema yang mengatakan tentangnya, tapi aku belum peduli
Tapi, ada banyak bahagia ketika ia ada
Datang dan menyapa

Pagiku tak cerah hari ini, semangatpun pudar bagi awan-awan tipis yang lama-lama menghilang menyisakan langit biru yang bersih dan lembut
Ada senyumku tapi ada juga gelisahku
Yang menyimpan dan menimbulkan tanda tanya akan perubahan

Inikah yang sebenarnya atau tidak
Dan aku terus meragu jika ini bukanlah saatnya

Begitu cepat jika terjadi saat ini
Dan aku tak mau langkahku terburu waktu

Lagi
Ada angan tersimpan dan harapan yang tak ditampakkan
Tapi, rasanya bukan pagi yang terlalu muram atau ada semangat yang hilang
Cuma harapan yang sekilas bercampur kecemasan

Ada langit bersih yang tersenyum, sinar mentari yang bernyanyi, awan yang malu-malu, dan udaran yang diam
Aku seperti menggenggam harap, tapi juga keraguan

Kamis, 15 April 2010

V

Aku takut jatuh cinta


Karena aku belum pantas menerima cinta
Aku takut melihatnya
karena membuat perasaan menghilang bagai ruang hampa
Aku takut memandangnya
karena aku takut akan terus memikirkannya
aku tak bisa berpikir jika melihatnya
perasaanku tak menentu jika di dekatnya
aku takut jatuh cinta
karena ia
begitu berharga

sepi

Kesepian itu ternoda nafsu
Memang tak lepas dari fitrah, tapi akal dan nurani tak mau kompromiKesepian itu...
menjebak duri yang tumbuh di hati-hati yang penuh dengki
Kita ini perempuan disebut juga manusia
Manusia yang katanya dari jenis yang halus itu
Perempuan berjalan sendiri atas nadi-nadi yang dibangunnya semalaman, tapi dia tetap manusia....
Manusia...

Kesepian itu bernama perempuan
Dia duduk atas kenyataan tapi dibayang imajinasi
Tapi ini hanyalah ungkapan
Tak usahlah peduli!

pinta

Mungkin kita yg terlalu ke pinggir sehingga yang ada hanya kekosongan di tengah
Malam rapuh kian sunyi
Beratap sendiri merajut mimpi
Ini aku, duniaAnggap ada keberadaanku
Satu-satu tetes air yang jatuh dari ujung-ujung pancuran bambu itu membungkus
Dia ada, mimpi dan cita-citaku
Daun tak cuma jatuh dan hancur jadi tanah
Ini aku, ada, dunia
Semangat apa yang kubawa, kucari, dan kuceritakan
Ini jalan
Kulewati cuma dengan satu niat
Ini aku, ada , dunia
Jadikan aku putih di kahir cerita kematian
Walau hitam di awal lembaran...

perjalanan

Adalah cinta yang dicari tapi taj jua bertemu
Apakah dia ombak maka susah dipeluk pantai?
Apakah karena badai maka ia tersangkut di jaring?
Apakah ia panas maka ia melelehkan jiwa?
Sekaligus juga dia dingin membekukan hati dan sampaikah arus cinta pada lautannya Jika iman itu begitu semu?
Lalu apalagi pengharapan seorang anak pada orangtuanya jika cinta yang diberikan untuk itu adalah arus, ombak, panas, badai an dingin??
Sebuah perjalanan yang diiisi dengan kekosongan terbaring diantara waktu-waktu yang terbuang dan melahirkan kehidupan baru yang terengah...teriak...dan lepas!
Hampir lepas napas ibu tak lekat pada nadinya.
Jika bukan karena jarum cinta Tuhan untuk hamba-Nya, maka menangislah ia pada kefanaan yang buta, menyenangkan dan menyesatkan.
Manusia adalah ruh dalam jasad-jasad yang kelak akan menghilang kembali dalam kebenaran abadi, terinjak, luluh.
Terhanyut, jatuh.
Adalah hanya sisa waktu sekarang untuk menebar lagi benih yang lebih baik dari kemarin

future

Dia sudah lama hilang di telan waktu
Coba berjalan ketitian masa depan, hanya saja malam selalu membentuk bayang, menahan langkah yang sebentar lagi akan habis

Kapas yang putih pada akhirnya akan hitam karena kotoran sehingga tak bisa lagi dipintal jadi benang. Rotan telah habis dianyam jadi tikar untuk alas kerinduan sehingga yang tinggal hanya ada kejenuhan. Air yang tercemar susah jadi bening kembali, dan hujan tak selamanya segar merintik di dedaunan itu

Ini cinta yang jadi cerita, membias mimpi coba jadi nyata, adalah semangat untuk membuat hujan mengalir menjadi air di sungai kehidupan agar cita selalu ada tak pernah mati.

Tapi, musim memang terlanjur lewat dan hujan coba berlari mencari daratan kain untuk disirami...

Rabu, 13 Januari 2010

entah

Tinta dalam botol akan habis  pada waktunya
mungkinkah ia yang benda mati mampu mengisi kembali kekosongannya.
Dan biji tak selalu tumbuh jadi pohohn, adakalanya ia   mengendap  dan membusuk  dalam tanah   , ia coba beri kesuburan meski  tak kelihatan.
Menatap , menutup,  meratap, menyusup, mengkilap meredup    .
Tatap, tutup, ratap, susup,  kalap, redup                                                           
Kapankah ular naga menelan rembulan?
Aku suka hujan. Ada anak rembulan memanggilku  perempuan hujan. yang mempunyai rumah  di bumi yang basah.Namun terkadang aku juga seperti padang ilalang ang liar berkejaran dan  aku bagikan angin yang mencari rumah k eempat untuk kusinggahi.
Yang di dalmnya tak hanya kutemui panas dan kering, tapi juga tempat untuk menampung hujan yang bersamaku

Selasa, 12 Januari 2010

RND

Rindu itu seperti padang ilalang
Ia akan tumbuh subur walau dibiarkan dan akan semakin liar jika tak dipedulikan
Tapi, jika ilalang itu terlalu rimbun jangan kita tinggalkan dan abaikan
Potonglah ia dengan hangatnya cinta dan kesabaran
Daun telah berubah coklat dan terlanjur jatuh ke tanah
Meninggalkan pohon kering dan sendiri
Tapi, angin tetap bertiup membawa biji kehidupan baru yang tengah dicari
Sudah lama katup itu berkarat dan luka menyerpih kecewa
Jadi mampukah ia terlontar saat ada yang mengejutkannya
Mei itu kering, dia tak seindah juni yang mekar bagai remaja dan tetaplah katup itu sebagai katup di Mei yang berduka.

Shine

Mentari tak pernah pergi meski tak tampak di setengah hari
Karena sebagiannya di dekap rmbulan
Dia ada dengan cahaya, hanya terkadang kita tak menyadarinya, mengabaikannya

nyanyian samudra

Angin tak selalu meniupka kabar padamu
Tak setiap hujan mengabarkan basahnya Mei untukmu
Wahai ksatria, biarlah rindu itu dalam dekapan angin dan hujan
Karena jika kau cari maka dia tak akan jadi rindu
Aku bukan pujangga, tak pandai pula berkata-kata
Aku hanya ingin menjadi manusia biasa yang jalani hidup apa adanya
Tunas tumbuh tak langsung jadi pohon, bunga kuncup dulu baru mekar
Berlayar dengan angin untuk kemudian merapat ke tepian membawa saru senyum tanda persahabatan
Bukan laut yang membungkus rinduku
Pun jangan salahkan tujuh samudra yang kau arungi untuk mencari tanda itu
Karena dia telah berlalu terbawa angin dan larut bersama hujan

Lelah

Sepi ini makin terasa karena terlalu lelah mengayuh tanpa nakhoda
Diayun gelombang atas nama cinta
Padahal yang dia beri cuma derita..
Jangan kira cinta antara rama dan sinta, tapi ada cinta yang lebih besar yang kau dapat tapi tak pernah kurasa
Malam itu kelam kawan
Dia menyembunyikan detak jantung yang tertahan. dulu sakit itu datang tanpa ku kenal
Ajari aku membunuhnya sekarang
Karena aku tak ingin hilang

Awal

Adakah rembulan terus berulas tanya, tentang kisah dalam berbagai cerita, pergi sudah menyisa tanya padamu sahabat diseberang sana.
Tunaikan janji, lunaskan hutang, dendamkah ada sebagai perisai hati.
Lupakan aku kawan. sebab aku tak ingin di caci
Malam kian rapuh
Dan sunyi lagi, sepi lagi
Aku tak tahu warna pasir pantai lagi
Atau debur ombak yang memecah batu-batu karang
Larut, kuingin lelap tapi tak bisa
Pejamkan mata untuk sementara
Tapi lalu aku tertinggal, zaman berlari tanpa peduli
Risalah itu tak sampai padaku
Berlari melintasi lembah-lembah masa lalu dengan jejak kaki

Tak bisa dihapus dari debu.
Yang kemudian tetap mengaharu atas segala butir kecewa
Yang terpahat di kayu-kayu kenaifan itu
Ku berjalan malu-malu...

Tidak!
Aku tak mau lagi menggenggam kelabu...

Jumat, 08 Januari 2010

Kata-Kata

Sebuah kisah terjadi ketika sebuah kepolosan masih tersimpan rapi di tempatnya. Begitu indah dan begitu nyaman.
Ketika zaman akhirnya mulai mengalir dan membisikkan asap-asap polusi yang sanar dan beracun, mengawang, memenuhi langit yang tak lagi biru tapi menjadi kelam.
Suara.
Ah, selalu saja ada suara yang mengganggu
LEbih baik dikala masih hijau dulu dan ketika itu kepolosan masih tersimpan rapi pada tempatnya
Ibu dan ayah masih dalam gambaran yang sesuai
Saudar-saudara dan teman-teman masih khayalan yang menghibur dan mimpi yang sejuk. RAsanya seperti mint.
Malah hari ini ketika ditemui sesuai yang baru dan besar, begitu membingungkan dan menyesatkan. PAda hari itu ketika mulut terkunci dan hati menjadi takut sekali akan apa yang dilihat di depan mata.

Orang-orang yang asing, orang-orang yang tak ramah
Rumah yang dicari belum ditemukan
Rumah yang dibangun juga belum terselesaikan

Kini bagaimana mata dunia melihat. harus menurut aturan, tidak boleh menuntut dan kejujuran harus lebih banyak bermain.

Kejujuran...
Betapa sulitnya menjadi jujur di tengah permainan
Akhirnya hanya ketika mulut tak lagi bisa membuka, menelan semua yang terjadi, mencerna dan memang akuilah semua kesalahan, ini hanya bentuk hukuman yang lain atas diri sendiri
Segalanya...cuma merindukan sebuah keluarga yang lengkap dan tenang

Pijakan

Adalah dunia yang rentan dengan segala peristiwa, bercerita dan berkisah, indahnya tanah-tanah coklat dan berbatu menyelimuti pegunungan menyatu dengan hijaunya rerumputan dan bunga-bungaan liar yang menawan.

Sebuah penorama keindahan yang luarbiasa.Yang meski kita tak melihatnya tetapi selalu terbayang dalam benak. Sebuah tenpat yang damai dan pebuh ketenangan. Tanpa intrik, teori, rumus dan segalam macam tulisan naskah yang harus dimainkan.
Tetapi, ini memang bukan surga. Dunia akan indah apabila kita menjadikannya indah, meski ia penuh duka, cobaan dan kerja keras. Ada kalanya hati merasa ini bukanlah yang tepat, tapi untuk apa menuruti hati yang tak pasti. YAng kita perlukan hanyalah ketegasan diri.
Hidup d dunia ini harus berusaha kawan, JAngan sampai terlena, tertipu dan dijadikan mainan oleh sesuatu yang kita anggap baik, tetapi ternyata ia penuh tipu daya. Jika kita tidak memiliki dunia yang ramah dan selalu tersenyum pada kita, buatlah dunia yang seperti itu bagi kita. Agar menjadi semangat, motivasi dan jiburan di kala suntuk dan lelah menyerang.
Memang kesepian akan selalu datang dimana saja kita berada. TApi, tak ada yang lebih bahagia kawan saat kita tidak membuat teman-teman dan orang lain menderita dan membuat hidup mereka berantakan seperti kita. Tetapi memang kita tak bisa menghindari jika suatu saat kita harus membuat mereka kecewa. Itu bukanlah untuk membuat mereka sengsara. Hanya menjauhkan mereka dari derita. KArena kita pasti tidak ingin jika mereka merasakan seperti yang kita alami kan?
Ada saatnya nanti akan datang cinta yang sejati kepada kita. Cinta yang utuh tanpa meminta. Cinta yang membimbing. Cinta yang menenangkan.
Ketika akhirnya padang-padang rumput akan menumbuhkan pohon-pohonnya. Memekarkan bunga-bunga mataharinya. Dan meluruhkan embun-embun musim seminya. Saat itu akan tiba. Entah di bagian benua lain, temoat lain, padang yang lain.
Sebuah tulisan akan menjadi menarik untuk dibaca apabila ia ditulis dengan hati...
Terkadang keberhasilan dicapai dibawah tekanan, penderitaan, dan keluar dari zona aman yang selama ini menyelimuti kita.
Tak ingin lalai dan lupa diri lagi dengan kebahagiaan TApi bukan berarti kita harus selalu menderita dan tertekan.
Jadikan semua pelajaran, hikmah, suatu saat akan menemukan padangnya sendiri dan bunga mataharinya sendiri.