Rabu, 30 Desember 2009

Suara Hati

Maka ketika hati menemukan sesuatu yang dirndukannya semua akan terasa indah...
Allah menciptakan manusia dengan fitrahnya dan sekiranya manusia sadar bahwa fitrahnyalah akan kemabali kepada Allah
Ketika di masa lampau telah ada perjanjian antara kita dengan Tuhan kita

"Alastu birobbikum"
"Qoluu bala sahidna..."

Akankah kita terlupa kembali kepada-Nya
Manis saat mengingat Dia
Manis sebenarnya saat kita mapu meresapi keberadaannya, dalam coba, duka, apalagi bahagia
Kaki yang menjejak akan terasa kuat lebih dari apapun, karena mengingta-Nya, karena bersandar kepada-Nya

"Rabbana laa tudziq qulubana."

Seakan mentari menerangi hati
Memeluknya dengan kehangatan cahaya Illahi
Semua akan terasa indah ketika kita ingat akan fitrahnya
Ketika kita ingat bahwa kita akan kembali padanya

Astagfirullahal'adziim...

Kamis, 17 Desember 2009

akhirnya...

Karena ketika itu aku melihat matahari sedikit bersinat dalam hidupku
Kebaikan memang sering disalah artikan sebagai perhatian
Benar jangan terlalu tergantung dengan orang lain
Mandiri dan berdiri sendiri, harus kuat, apapun yang terjadi
Jangan manja, jangan mengluh dan jangan merengek
Jika tidak ada yang mendidikmu
Maka didiklah dirimu sendiri
Karena kamu sendiri yang akan berjalan ke jalan yang kau pilih
Meski mungkin jalanmu telah diatur dan dibut sedemikian rupa oleh orang-orang yang kau cintai,
Bukan berarti kau harus selalu bergantung kepada mereka
Baik, buruk, kaulah yang menentukan
Bukan orang lain
Kesadaran...itu perlu dihaga agar tidak melampaui batas, memang sakit pada awalnya
Tapi yakinlah bahwa itu yang diinginkan seorang teman baik kepadamu
Ia ingin agar kau tidak terjatuh ke dalam kesesatan, atau kelsalahan yang dapat membuatmu jatuh dan terluka lebih dalam
Tak perlu marah, bimbang, sakit hati
Belajarlah menulikan telinga dari segala kata=kata yang akan membuatmu mundur dan menyerah
Harus kuat, belajar didplin, toleransi dan jangan malas
Jangan malas! itu kunci segalanya

Berusaha, konsentrasi dan kuatkan hati...
Dan kau akan sampaipada sebuah rumah yang telaj lama kau imipikan
Rumah yang lama kau bangun karena masih menunggu bahan-bahan terbaik datang dari dalam dirimu...

Rabu, 16 Desember 2009

hujan musim ini

Kepada angin kukabarkan tentang hujan yang tak reda sejak malam.
Kepada langit kubisikan serta niat hati untk menggapai yang tergantung di ujung sana..seakan semua sudah pasti bahwa manusia kan melangkah ke jalan yang sama.
Tidak, ini aku sendiri yang berjalan, terpaksa mengalah dan menundukkan egoisme demi peradaban..aku lelah, ingin mencari lagi apa makna hujan sebernarnya..
Tuhan, berikan kekuatan pada hati agar ada kata yang terucap dari bibir yang selalu terkatup ini.....

tetralogi

Aku tak pernah menyangka bisa menginjakkan kaki kembail ke kampung halaman, tanah kelahiran nenek moyang yang sejak empat tahun lalu tak pernah kudengar kabranya, kuhirup udaranya, kupandang langitnya atau bercengkerama dengan orang-orangnya. Sejak empat tahun yang lalu entah apakah memang takdir, atau termasuk dalam bagian yang direncanakan aku menjadi seperti apa yang diinginkan. Aku bukan dirinya, tapi dia membentukku seperti dirinya. AKu adalah aku. Manusia yang memounyai hati, jiwa, raga sendiri.Kenapa ada yang begitu jahat menanamkan paham, kehidupan dan letak pikiran yang ada...aku tak tahu apa itu kehidupan, yang kau tahu hanyalah jalan menatap masa depan tanpa menengok masa lalu yang kelam.....bumi manusia, dasar pijakanku, aku benci...anak segala bangsa, seakan aku tak punya jati diri...jejak langkah, belajar mengenal dan menorehkan tinta karya pada sejarah kehidupan diri dan orang lain...rumah kaca, pada akhirnya aku akan masuk ke dalmnya dan hanya bisa menatap apa yang terjadi tanpa berbuat apa-apa

Rumah pertama: adalah tempat nenek moyang dan darah asal
Rumah kedua: Tanah kelahiran, pulau seribu dewata yang harum dan selalu terkenang
Rumah ketiga: rumah kehidupan, nafas, jejak, suara, bercampur dalam nada yang menarik dan misteri
Rumah keempat....
Rumah keempat adalah mimpi yang terbangun dari harapan dan kerja keras, tekad dan usaha...meski batu batanya terlihat egois dan angkuh, tak diharap ia menjadi banguna yang rapuh...
Rumah keempat: rumah masa depan, tempat pulang dan kerinduan

Liar

Pagi aku lihat ia masih berselimut kabut tebal dan dingin, lerengnya curam berundak-undak coklat gelap dan pohon-pohon pinus tegak berjajar di atasnya.
Keindahan macam apa yang membuatku jatuh cinta pada hijaunya,panoramanya, langit putihnya.
Aku seakan bermimpi bisa duduk di atas batunya dan memandang jauh alam dan hutan kabut itu...
Jalan yang berliku, menanjak,dan curam membawa angin padaku menyampaikan kabar
Bahwa ibu berkata: sudahlah, nak, pulanglah! Karena kau sudah temui apa yanga da dalam anganmu........

sadar

Nah, sekarang ketika aku telah bicaranya dengannya sejak semalam aku banyak berpikir bahwa wajar orang berbuat demikian, toh orang kesusahan di dunia ini juga tidak cuma satu. Atau dia juga kesepian sama sepertiku?
Memang mungkin sudah sifatnya yang tak tega melihat org lain menderita. Dan aku salah langkah dan aku membuatnya jadi demikian...
Dia dekat denganku
Satu ruang denganku
Satu pagi denganku
Satu udara denganku
Tapi, aku tak pernah ingin dia satu hati denganku
Alif...tidak akan pernah sampai pada ya'

the grandparents

Ketika pada hari itu menyadari bahwa sebetulnya mereka berdualah yang sangat berarti bagiku..mereka hdupku, napasku, langkahku, jejakku, hidupku, senangku, bahagiaku, sengasaraku, sedihku, cintaku, pedihku, kecewaku, indahku, gelapku, sinarku....
Tak ada yang lebih menyejukkan dari kata-kata bapak. Beliau selalu setenang air yang mengalir dari hulu ke hilir...sebening embun diujung daun...seberani mentari pada siang hari...beliau adalah kuda perangku, semangatku, sandaranku, peganganku, nasihatku, guruku, bapakku....diamnya, tenangnya, daranhnya...mengalir dalam urat nadiku, dalam pembuluh-pembuluh jantungku. MEnjadi oksigen dalam paru-paruku, sari-sari makanan dalam tubuhku...ilmunya, pengetahuannya, wawasannya, sabarnya...Tak da kata yang tepat menggambarkan sosok laki-laki yang selalu memasang badan kala aku tergangggu, yang selalu siap dengan buku dan pena kala aku meminta, yang selalu terbuka dan siap berbagi cerita, yang pandai menyimpan makna dan rahasia... Bapak, laki-laki terbaik yang pernah kukenal..
Tak ada yang bekerja lebih keras selain ibu...amarahnya, semangatnya, jalan pikirannya seperti kuda perang yang mampu menghalau siapa saja musuh yang mengahdang, serupa badai di tengah laut yang menerjang bebatuan dan karang. seperti halilintar yang datang bersama hujan dan awan mendung...beliau adalah pelajaran kehidupan bagiku..penderitaannya, kesengsaraannya, kepedihannya...menyatu bersama setiap tetes keringatku, berbaur bersama detak jantung semangatku, berbisik lewat telingaku...menjadi bayangan dan membuatku memiliki mimpi...ibu: marahnya, kata-katanya, sikapnya..menjadi pelajaran kehidupan bagiku...
Merekalah dua belah tanganku, tali temali penolongku, labuhan tempat singgah di kala penat dengan adegan dunia...tempat berbagai macam pelajaran kehidupan dapat kulihat dan kuambil hikmahnya...
They never change....Ya, Allah,,,ampuni aku...Allhummagfirli waliwalidayya, warhamhuma kama ribbaya ni shogiroo...amiiinn

Lingkungan hidup

Di kompas hari kamis 10 desember 2009 tentang komentar seorang aktivis lingkungan hidup asal australia (aku lupa namanya) yang menyatakan bahwa sebenarnya peran internet sangat penting bagi petani. sebanyak 43% petani sudah mengetahui tentang berita2 seputar climate change sisanya sebanyak 44 % belum mengetahuinya. PAdahal informasi semacam itu sangatlah penting bagi mereka apalagi bagi negara-negara Asia yang beriklim tropis dan berpola agraris. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan sosialisasi seputar pentingnya internet bagi petani.
Para petani yang tidak mengetahui informasi seputar clmate change itu umumnya bingung dengan beberapa perubahan yang terjadi pada cuaca dan iklim bumi serta terjadinya panas global, ini sangat mempengaruhi musim tanama bagi mereka. KArena ketidak tahuan itulah maka sebagian kegiatan pertanian di negara2 agraris agak terganggu...
(Hmm...sudah saatnya petani tidak gagap teknologi ya, bukankah internet sekaranfg sudah banyak yang masuk ke desa-desa, koran dan majalah juga banyak, so para petani memang ahrus aktif mencari berita yang up to date. Apalagi bagi para petani Indonesia, karena indonesia kan termasuk negara agraris juga...)

MAsih di kompas: disebutkan bahwa laut indonesia adalah laut yang dapat melepaskan gas emisi karbon, hal ini termasuk menjadi pokok bahasan dalam konferensi lingkungan hidup di Kopenhagen-denmark.

Lingkungan hidup adalah masalah yang sangat penting. Lingkungan hidup tempat tinggal kita, tanah, hutan, sungai, laut, lubuk, gunung, barang tambang, batu mulai, fauna, dan lain sebagainya/ TApi, sayang ya masih banyak sekali yang belum sadar tentang pentingnya lingkungan hidup bagi kita ummat manusia. Kita masih sering disibukkan dengan isu-isu politik, ekonomi, mode, urusan dewe2...kalau bukan kita yang peduli, terus siapa?

PAdahal kita tinggal di negara tropis dengan keindahan yang sangat luar biasa sampai2 mendapat julukan Zamrud Khatulistiwa...tetepai, julukan itu sekarang semakin jarang terdengar karena semakin lama hutan indonesia semakin terkikis oleh ileggal logging, kebakaran, perkebunan liar, dll. LAut dan sungai banyak yang tercemar karena pembuangan limbah barang tambah (seperti kasus di Sumbawa oleh PT. Newmont Nusa Tenggara yang menambang emas di sana), lumpur lapindo, Freeport di Papua...Tinggal menunggu waktu negara kita menajdi kering kerontang dan tidak produktif kalau tidak ada tindakan. Tapi, ngomionga aja juga nggak membantu, mungkin bisa dimulai dari hal kecil dulu, seperti mengurangi kebiasaan buang sampah sembarangan, tidak merusak tanaman, dan memperbanyak menanam pohon di sekitar kita...sulit nggak ya???

Ketika

Selalu, ini bukan duniaku...memang aku hanyalah sang pemimpi yang hanya ingin mencapai mimpi-mimpi itu...semua perbuatan ini, kehidupan ini, aku tak tahu...kadang aku merasa mampu mengalir bersama air dengan perahu yang mereka buat, tapi aku tahu aku tak akan bisa terus ikut di dalam perahu itu. Aku, aku hanya ingin meraih mimpi, sama seperti mereka.

Ketika pada akhirnya semua tidak sesuai dengan yang aku harapkan apakah aku harus marah? Berontak? MEmang a da kalanya kita tidak harus melawan. TApi, aku telah terlalu lama diam. Ini menyakitiku Salahku? Mungkin...Tapi, kenapa aku harus bertemu dan menurut? Aku punya perahu sendiri...

- Ketika kamu berada di tengah rel kereta api apa yang akan kamu lakukan? Bukankah kamu juga akan ikut naik ke atasnya?
- Tidak...
- Apa kamu akan menghindar dari rel itu?Bukankah itu artinya kamu pengecut?
- KEtika saya berada di tengah rel kereta api, saya tetap diam di sana.
-Berarti kamu membiarkan dirimu tertabrak?
-Jika saya menghindar dari rel memang bisa berarti saya pengecut, tapi saya juga tidak mau naik ke atas kereta api itu. KArena itu berarti saya harus mengalah dan ikut kemana kereta itu membawa saya. YAng paling baik adalah saya tetap diam di tengah rel dan membiarkan kereta itu menabrak saya
-Lalu kamu akan mati?
-Lebih baik mati dengan membawa diri sendiri,tanpa menjadi orang lain, prinsip yang jujur tanpa harus mengikuti permainan yang di buat. Karena begitu banyak orang menginginkan kejujuran tetapi mereka tidak jujur...
-Begitu? JAdi, kamu memilih jalan yang tidak banyak orang akan memilihnya?
-Ya, saya ingin mati dengan jujur...

satu sajak untuk Allah

Tak pernah teraih embun di sepertiga malam itu, terasa sunyi dan gelap dan bertambah kelam...
Tak pernah terhampar sajdah itu, menyelimuit ubin dingin tempat dahi terunduk...
Tak pernah...tak pernah...menetes air dari kedua bola mata yang begitu berharga kala membaca ayat-Mu...
Mungkin ini teguran, ya Allah...
Menyebut nama-Mu di kala susah
Tapi lupa nama-Mu di kala nikmat
Engkau MAha BEnar ya Allah
Hamba-Mu begitu lemah
LEmah segala..
Tanamkanlah kejujuran dalam batin, ucapan, pikiran dan perbuatan kami...
Berikanlah keikhlasan dan kesabaran sebagai selimut hati kami...
Tumbuhkan rasa malu hanya pada-Mu ya Allah...
Berikan kekuatan pada hati dan lisan ini untuk berani berkata baik dan benar...
Bantu kami untuk memimpin diri sendiri
Berikan kesadaran diri untuk selalu ingat mati, intropeksi dan muhasabah diri...
Ya, Allah...ampuni hamba karena lancang meminta dan menyebut nama-Mu hanya ketika susah dan tertimpa musibah...
Ampuni, ya Allah..