Rabu, 11 April 2018

galaksi



ketika kita mati masih bisakah
kita rindu pada ruang tempat kita
berjalan berbincang dan hidup
dengan segala coretan kalimat dari ludah
yang terbuang untuk
mempertahankan hidup dari gemerlap dunia
yang kita pijak seolah lebih luas dan gemerlap
dari galaksi tempat dia berputar

Senin, 26 Maret 2018

abu



kalah dan lelah
semoga kau dapatkan apa yang kau bayangkan
yang kau inginkan
yang tak pernah kau rasakan sepanjang umur
seperti yang selalu kau katakan

semua yang kau lakukan bagai abu yang terbakar
oleh tajamnya kehidupan dan keinginan yang selalu
dipupuk dan harus ditumbuhkan meski
harus mencerabut akar akar
dan menumbangkan kehidupan
yang kau anggap tak sepenting hidup penderitaan yang kau miliki

Minggu, 04 Februari 2018

bersama



menabur bibit bibit masa depan pada ladang harapan kami yang terbentang
sepanjang horizon di langit timur
seluas senja yang menganga luka
sesendu sinar rembulan di atas bayangan gelombang
sesepi samudra di kala malam
sesunyi belantara tanpa manusia
namun
sekokoh karang diterjang ombak
setegar tebing yang menjulang
selembut lelehan salju dipeluk mentari
sebening embun diujung dedaunan
sehening doa di sepertiga malam

hujan februari


sampaikan kata maaf untuk kata cinta yang terlambat bagai
merpati terlambat datang dan
bimbang akan arah pulang

dingin dan sunyi di ruang hampa
angkasa malam tempat bintang bintang menari menjadi
dua belas rasi penunjuk arah para nelayan

meski demikian tetap bungkus semua kisah dalam
butiran butiranmu menjadi bola kaca yang pecah setiap kali rindu menggebu kalbu
yang kacau karena ragu

semua itu berujung satu padamu, cinta, rumah tempat pulang dan kembali ke dalam pelukan semesta sampai akhir abadi
bersama...

Selasa, 30 Januari 2018

harapan



waktu tidak bisa kembali dibeli
sepahit apapun
semanis apapun
dia akan lari dari genggaman tangan kita

sayang,
aku hanya ingin waktu kembali
untuk kita

prahara



benci
kenapa harus terus hidup di dalam sanubari yang menyala nyala dan menimbulkan prahara

benci
sangat benci dengan semua drama yang tak pernah baik dilakoni dengan sempurna

benci
dengan pura pura tawa dan bahagia hanya untuk mata mata manusia


benci
ingin kubunuh ia kupasung dalam bejana yang terbakar seperti ia membakar kami

amarah



kutikam ia bagai pedang membunuh waktu
kuhempas ia seperti amuk badai cinta yang menggebu
kubuang
kutanam
kubakar ia
biar seperti salju yang harus kalah di musim panas