Jumat, 23 April 2010

Kota

Jejak-jejak impian yang menggoda dan menyambar-nyambar dalam dada telah membuat hati ini terasa lesu bagai kehilangan kekuatan untuk menapak
Ada harap yang tak kunjung nyata, ada rindu yang tak terjangkau yang selalu membayang di pelupuk mata saat terbangun dari tidur dan angan yang panjang
Bisikannya untuk selalu datang dan meramaikan dunia yang terasa bagai utopia yang menjadi nyata.
Padahal, hati ini telah lama melawan arus deras kehidupan dan ia membuat kedua kaki semangat yang melangakh terasa surut dan merapuh

Ada dunia yang tak terkira
Tak terbayang bahwa suatu saat nanti akan menjadi tempat dan persinggahan yang lama
Menjadi tempat angan dan harapan menyatu
Tak sekedar hiburan dan permaianan
Tetapi ia bagai colosseum
Arena pertandingan hingga titik darah penghabisan

Perang puputan telah lama berlalu
Tapi seakan sejarah tak pernah habis menggerogoti setiap kepingan tulang dan daging dalam diri
Ia merayu. memuja, membujuk hingga terlena dan tergoda aku menyinggahinya
Tak kuasa dan seakan menghilngkan setiap bisikan yang ada
Menghindarinya
Kota ini...

Bagaikan kepulan asapp syetan yang mengurung diri
Memberi jalan ke pada dunia yang dianggap semu menjadi nyata
Lelah terasa...

kehilangan

Aku takut karena ingin jujur
Tetapi aku juga takut karena selalu menipu diri

Aku lemah tak berdaya ketika semua terasa aneh dan membingungkan. terasa terasing seorang diri di dalam dunia ramai yang tak ramah ini. Seakan kedua kaki tak ada gunanya lagi untuk melangkah karena terburu nafsu dan perasaan, Karena terjajah emosi dan keserakahan...

Dunia...dunia...apa yang ingin kudapatkan darimu
Kau memberi apa yang tak kuminta
Kau mencuri apa yang kuinginkan
Apakah benar bahwa dunia adalah surga bagi orang-orang yang fasik
Dan neraka bagi orang-orang yang beriman...


Aku harus menjadi siapa??

Aku harus bagaimana??


Apa aku harus menjadi orang fasik atau orang beriman...


Dunia titipkan salamku lewat biru langitmu dan luas samuderamu
Sampaikanlah pada Tuhan-ku, Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Penyayang
Sampaikan...bahwa aku rindu bertemu diriku yang sejati....

Sabtu, 17 April 2010

Pagi

Tak kulihat secercah semangat di pagiku.
Ia muram dan kelabu walau mendung sudah enggan untuk selalu menggantung

Ketika hari ini kudapati matahari bersinar cerah kemabali, kukira ia akan bernyanyi untukku

Menarikan sinarnya menyapu langit dan menyapa sapuan awan putih tipis pengganti gulungan kelabu kemarin

Aku tak melihat wajahnya lagi
Entah siapa dia yang kucinta
Atau dia yang menimbulkan tanya

Dalam hati,
Ada gema yang mengatakan tentangnya, tapi aku belum peduli
Tapi, ada banyak bahagia ketika ia ada
Datang dan menyapa

Pagiku tak cerah hari ini, semangatpun pudar bagi awan-awan tipis yang lama-lama menghilang menyisakan langit biru yang bersih dan lembut
Ada senyumku tapi ada juga gelisahku
Yang menyimpan dan menimbulkan tanda tanya akan perubahan

Inikah yang sebenarnya atau tidak
Dan aku terus meragu jika ini bukanlah saatnya

Begitu cepat jika terjadi saat ini
Dan aku tak mau langkahku terburu waktu

Lagi
Ada angan tersimpan dan harapan yang tak ditampakkan
Tapi, rasanya bukan pagi yang terlalu muram atau ada semangat yang hilang
Cuma harapan yang sekilas bercampur kecemasan

Ada langit bersih yang tersenyum, sinar mentari yang bernyanyi, awan yang malu-malu, dan udaran yang diam
Aku seperti menggenggam harap, tapi juga keraguan

Kamis, 15 April 2010

V

Aku takut jatuh cinta


Karena aku belum pantas menerima cinta
Aku takut melihatnya
karena membuat perasaan menghilang bagai ruang hampa
Aku takut memandangnya
karena aku takut akan terus memikirkannya
aku tak bisa berpikir jika melihatnya
perasaanku tak menentu jika di dekatnya
aku takut jatuh cinta
karena ia
begitu berharga

sepi

Kesepian itu ternoda nafsu
Memang tak lepas dari fitrah, tapi akal dan nurani tak mau kompromiKesepian itu...
menjebak duri yang tumbuh di hati-hati yang penuh dengki
Kita ini perempuan disebut juga manusia
Manusia yang katanya dari jenis yang halus itu
Perempuan berjalan sendiri atas nadi-nadi yang dibangunnya semalaman, tapi dia tetap manusia....
Manusia...

Kesepian itu bernama perempuan
Dia duduk atas kenyataan tapi dibayang imajinasi
Tapi ini hanyalah ungkapan
Tak usahlah peduli!

pinta

Mungkin kita yg terlalu ke pinggir sehingga yang ada hanya kekosongan di tengah
Malam rapuh kian sunyi
Beratap sendiri merajut mimpi
Ini aku, duniaAnggap ada keberadaanku
Satu-satu tetes air yang jatuh dari ujung-ujung pancuran bambu itu membungkus
Dia ada, mimpi dan cita-citaku
Daun tak cuma jatuh dan hancur jadi tanah
Ini aku, ada, dunia
Semangat apa yang kubawa, kucari, dan kuceritakan
Ini jalan
Kulewati cuma dengan satu niat
Ini aku, ada , dunia
Jadikan aku putih di kahir cerita kematian
Walau hitam di awal lembaran...

perjalanan

Adalah cinta yang dicari tapi taj jua bertemu
Apakah dia ombak maka susah dipeluk pantai?
Apakah karena badai maka ia tersangkut di jaring?
Apakah ia panas maka ia melelehkan jiwa?
Sekaligus juga dia dingin membekukan hati dan sampaikah arus cinta pada lautannya Jika iman itu begitu semu?
Lalu apalagi pengharapan seorang anak pada orangtuanya jika cinta yang diberikan untuk itu adalah arus, ombak, panas, badai an dingin??
Sebuah perjalanan yang diiisi dengan kekosongan terbaring diantara waktu-waktu yang terbuang dan melahirkan kehidupan baru yang terengah...teriak...dan lepas!
Hampir lepas napas ibu tak lekat pada nadinya.
Jika bukan karena jarum cinta Tuhan untuk hamba-Nya, maka menangislah ia pada kefanaan yang buta, menyenangkan dan menyesatkan.
Manusia adalah ruh dalam jasad-jasad yang kelak akan menghilang kembali dalam kebenaran abadi, terinjak, luluh.
Terhanyut, jatuh.
Adalah hanya sisa waktu sekarang untuk menebar lagi benih yang lebih baik dari kemarin

future

Dia sudah lama hilang di telan waktu
Coba berjalan ketitian masa depan, hanya saja malam selalu membentuk bayang, menahan langkah yang sebentar lagi akan habis

Kapas yang putih pada akhirnya akan hitam karena kotoran sehingga tak bisa lagi dipintal jadi benang. Rotan telah habis dianyam jadi tikar untuk alas kerinduan sehingga yang tinggal hanya ada kejenuhan. Air yang tercemar susah jadi bening kembali, dan hujan tak selamanya segar merintik di dedaunan itu

Ini cinta yang jadi cerita, membias mimpi coba jadi nyata, adalah semangat untuk membuat hujan mengalir menjadi air di sungai kehidupan agar cita selalu ada tak pernah mati.

Tapi, musim memang terlanjur lewat dan hujan coba berlari mencari daratan kain untuk disirami...